Thursday, January 19, 2012

Sound of Silence

Hello old friend, my old love.
I came to see you again.
I came to see your beauty.
I came to satisfy my missing.
My biggest regret.

I met you,
then I asked the rainbow
will be there such a hope for me?
But the answer I've got is just
the sound of silence.
I asked the rainbow again,
will I be loved again?
Again, the sound of silence.

I've been walking through the restless and endless dream
to find the answer.
But, still it remains within
the sound of silence.

Desperately I walked alone through the Dam Square.
I met a lot of people.
I asked them the same questions,

but

People talking without speaking.
People hearing withour listening.
People writing songs that voices never share.

And no one dare disturb
the sound of silence.

When will I get the answer?
When will I be loved again?



Sound of silence...




Hidup Itu Indah

Hidup itu indah.

Kadang ketika kita melihat ke langit, awan, matahari, bulan, bintang dan segala isi semesta, kita bisa melihat keharmonisan dan keromantisan mereka. Bulan dan matahari bergantian menemani awan di langit. Seandainya hubungan kita masih bisa seromantis mereka.

Hidup itu indah.

Kadang ketika kita melihat ke hamparan sawah di pegunungan, hijaunya membuat hati ini sejuk dan damai. Seandainya hubungan kita masih bisa sesejuk pemandangan itu.

Hidup itu indah.

Kadang ketika kita melihat ke deru ombak di laut, dapat kita lihat dan dengar deburan ombak yang penuh gelora membara. Seandainya hubungan menggelora dan membara milik kita masih bisa kita jalani bersama.

Hidup itu indah.

Kadang ketika kita melihat ke kawah gunung berapi, dapat kita lihat isinya yang panas nan meluluhkan segalanya. Seandainya hubungan kita yang panas dan meluluhkan semua ego kita itu masih bisa kita jalani bersama.

Hidup itu indah.

Kadang ketika aku melihat album-album foto kita dahulu, masih bisa aku bayangkan betapa hangat, menyejukkannya hubungan kita yang penuh gelora nan membara ketika itu. Masih bisa kurasakan panasnya yang meluluhkan semua ego kita.

"Ingin kumencipta lagi," kata Achmad Albar dalam Syair Kehidupan. Ingin kumencipta suasana yang sama yang sangat kurindukan itu. Ingin kumerasakannya lagi, barang sejenak saja.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya di manakah kau berada.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya apakah kau untukku seorang.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya apakah benar kau milikku seorang.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya patutkah aku menunggumu seorang.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya adakah seseorang di luar sana yang sepertimu.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya patutkah aku menunggumu seorang.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya apakah seharusnya aku menerima semua ini.

Kadang ingin terbang tinggi ke awan dan berteriak keras kepada dunia, bertanya apakah layak hati ini menantimu seorang.

Tetapi kawan,

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan ego untuk menantimu.

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan kesedihan di masa lalu.

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan kebodohan untuk tidak maju.

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan terus merasakan kepedihan itu.

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan ego menanti seseorang yang sepertimu.

Hidup itu indah, terlalu indah untuk dirusak hanya dengan terus meratapi semua yang telah terjadi.

Hidup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu menghilangkan ego untuk selalu menantimu.

HIdup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu untuk membuat kesedihan di masa lalu itu sebagai kenangan yang terindah.

Hidup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu menghilangkan semua kepedihan itu.

Hidup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu menghilangkan ego untuk selalu menantikan seseorang sepertimu di sisiku.

Hidup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu meninggalkan dan mengubur semua ratapan kesedihan itu jauh di belakang.

Hidup itu indah, dan akan semakin indah ketika ku mampu melangkah maju dan menatap ke depan dengan penuh harapan baru yang jauh lebih indah.



Hidup itu indah, kawan!